Meskipun pembicaraan tentang penyakit autoimun semakin meningkat, banyak orang yang masih belum sepenuhnya memahaminya. Secara sederhana, penyakit autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh mengalami gangguan fungsi. Normalnya, sistem imun berperan sebagai pelindung tubuh dengan melawan serangan dari luar, seperti bakteri atau virus. Namun, pada penyakit autoimun, sistem imun justru tidak bekerja sebagaimana mestinya. Alih-alih melindungi tubuh, sistem imun keliru mengenali sel-sel sehat dalam tubuh sebagai ancaman. Akibatnya, sel-sel tubuh sendiri diserang, padahal seharusnya itu dikenali sebagai bagian dari tubuh yang perlu dilindungi. Inilah yang membuat penyakit autoimun menjadi salah satu gangguan kesehatan yang cukup kompleks.
Apa Itu Sistem Imun?
Menurut Irianto (2012), Sistem imun adalah sistem yang membentuk kemampuan tubuh untuk melawan bibit penyakit dengan menolak berbagai benda asing yang masuk ke tubuh agar terhindar dari penyakit. Dengan kata lain, sistem imun merupakan pertahanan tubuh yang sifatnya alami. Dimiliki oleh setiap individu. Jika individu yang bersangkutan sehat, berarti sistem imun yang dimilikinya berfungsi dengan baik. Namun, sistem imunnya mungkin tidak berfungsi dengan baik jika dia sering sakit seperti batuk, pilek, atau demam. Dalam autoimunitas, sistem kekebalan bertindak terhadap "antigen", yang merupakan molekul yang ditemukan di dalam atau di permukaan sel, seperti bakteri, virus, atau sel kanker. Secara garis besar, sistem kekebalan berfungsi untuk melindungi tubuh dari infeksi dengan mendeteksi dan menghancurkan patogen yang masuk.
Jenis-Jenis Penyakit Autoimun yang Umum Ditemui
Terlepas dari fakta bahwa lebih dari 80 jenis penyakit autoimun telah diidentifikasi, beberapa di antaranya lebih umum. Berikut adalah ringkasan beberapa kondisi autoimun yang paling umum, bersama dengan penjelasan lebih lanjut tentang bagaimana mereka berfungsi dan bagaimana mereka memengaruhi tubuh.
1. Lupus (Systemic Lupus Erythematosus)
Penyakit ini sulit didiagnosis karena gejalanya dapat meniru penyakit lain dan mempengaruhi berbagai organ tubuh, seperti kulit, sendi, ginjal, otak, dan organ lainnya. Lupus terjadi ketika sistem imun menghasilkan autoantibodi yang menyerang jaringan tubuh sendiri, menyebabkan peradangan kronis yang dapat merusak organ.
2. Diabetes Tipe 1
Tidak sama dengan diabetes tipe 2, diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel-sel beta pankreas secara tidak tepat. Sel-sel ini memproduksi hormon insulin, yang sangat penting untuk mengatur kadar glukosa, atau gula, dalam darah. Tanpa insulin yang memadai, kadar gula darah akan meningkat secara signifikan, yang berpotensi menyebabkan komplikasi serius jika tidak diberikan suntikan insulin harian.
3. Artritis Reumatoid (Rheumatoid Arthritis)
Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan jangka panjang pada sendi. Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan menyerang lapisan sinovial (lapisan pelindung) yang mengelilingi sendi, menyebabkan nyeri, pembengkakan, dan kaku. Dengan waktu, peradangan yang tidak terkontrol dapat merusak tulang rawan dan tulang, menyebabkan deformasi sendi.
4. Penyakit Celiac (Celiac Disease)
Jenis autoimun ini terjadi karena reaksi sistem imun terhadap gluten, yakni protein yang antara lain terdapat dalam gandum dan jelai. Mengonsumsi gluten menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang lapisan usus halus. Bisa menyebabkan masalah pencernaan dan kekurangan gizi karena kerusakan ini menghambat kemampuan usus untuk menyerap nutrisi penting dari makanan.
5. Multiple Sclerosis (MS)
Multiple Sclerosis adalah penyakit autoimun yang mempengaruhi sistem saraf pusat, termasuk otak dan sumsum tulang belakang. Pada penderita MS, sistem kekebalan menyerang myelin, lapisan pelindung di sekitar serabut saraf. Akibatnya, komunikasi antara otak dan bagian tubuh lainnya terganggu, yang dapat menyebabkan berbagai gejala neurologis seperti kelemahan otot, masalah koordinasi, gangguan penglihatan, dan mati rasa.
6. Psoriasis
Jenis autoimun yang mempengaruhi kulit adalah psoriasis, yang menyebabkan peradangan dan regenerasi kulit yang terlalu cepat. Kondisi ini dapat dipengaruhi oleh kulit di berbagai bagian tubuh, dari kepala hingga kaki.
Mengapa Penting Memahami Sistem Kekebalan Tubuh?
Sistem kekebalan tubuh, atau sistem imun, adalah pertahanan alami yang paling kompleks dan vital bagi tubuh kita. Sering kali kita hanya menyadari keberadaannya saat kita sakit, padahal sistem ini bekerja tanpa henti setiap hari untuk melindungi kita dari ancaman tak terlihat, seperti virus, bakteri, dan patogen lainnya. Memahami cara kerjanya bukan hanya tugas para ilmuwan, tetapi juga penting bagi kita semua untuk menjaga kesehatan secara proaktif.
Fungsi utamanya adalah mendeteksi dan melawan mikroorganisme asing yang bisa menyebabkan infeksi. Ketika virus flu atau bakteri masuk ke tubuh, sel-sel imun kita seperti sel T dan sel B segera berkoordinasi untuk mengidentifikasi, mengepung, dan menetralisir ancaman tersebut sebelum mereka sempat berkembang biak dan membuat kita sakit parah. Tanpa sistem pertahanan ini, bahkan infeksi ringan pun bisa berakibat fatal.
Selain melawan patogen dari luar, sistem imun juga memiliki peran krusial dalam melawan ancaman dari dalam, yaitu sel kanker. Sel-sel dalam tubuh kita dapat bermutasi dan menjadi kanker, tetapi sistem imun yang sehat mampu mengenali sel-sel abnormal ini dan menghancurkannya sebelum mereka membentuk tumor. Peran ini adalah salah satu alasan mengapa penelitian imunoterapi pengobatan yang memanfaatkan sistem imun untuk melawan kanker begitu menjanjikan.
Memahami cara kerja sistem imun juga merupakan kunci di balik keberhasilan vaksinasi. Vaksin bekerja dengan memperkenalkan sebagian kecil atau versi yang dilemahkan dari patogen ke dalam tubuh. Sistem imun akan merespons dengan memproduksi "memori" berupa antibodi dan sel T khusus. Jika patogen yang sebenarnya menyerang di kemudian hari, sistem imun sudah "siap" dan bisa melawannya dengan cepat dan efektif. Ini adalah contoh sempurna bagaimana pengetahuan tentang sistem imun telah menyelamatkan jutaan nyawa dari penyakit menular.
Pengetahuan ini juga sangat penting untuk memahami kondisi autoimun. Ketika sistem imun mengalami malfungsi, ia bisa salah mengenali sel-sel sehat sebagai musuh dan mulai menyerangnya. Hal ini bisa menyebabkan peradangan kronis dan kerusakan organ. Memahami mekanisme dibalik kondisi ini, seperti pada Lupus, Rheumatoid Arthritis, atau Diabetes Tipe 1 sangat penting untuk diagnosis dini, pengobatan yang tepat, dan pengembangan terapi yang menargetkan akar masalahnya, bukan hanya gejalanya.
Lebih jauh lagi, pengetahuan tentang sistem imun menginspirasi kita untuk membuat pilihan gaya hidup yang lebih baik. Nutrisi yang seimbang, olahraga teratur, tidur yang cukup, dan manajemen stres adalah faktor-faktor yang secara langsung memengaruhi kekuatan sistem imun. Dengan memahami bagaimana kebiasaan sehat memperkuat pertahanan tubuh, kita akan lebih termotivasi untuk menjadikannya bagian dari rutinitas harian. Secara keseluruhan, sistem kekebalan tubuh adalah fondasi kesehatan kita. Memahami perannya yang kompleks dan multifungsi adalah langkah pertama untuk menjadi lebih proaktif dalam menjaga kesehatan diri sendiri dan keluarga.
Sumber:
Waluyo, S., & Marhaendra, B. (2023). Penyakit-Penyakit Autoimun. PT Elex Media Komputindo.
Hidayat, S., & Syahputra, A. A. (2020). Sistem imun tubuh pada manusia. Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya, 2(3), 144-149.
Yusuf, M., & Handayani, T. (2022). Manajemen Penyakit Autoimun dalam Perspektif Kesehatan Masyarakat
Syafiyati, W. (2025). Mengeksplorasi hubungan antara nutrisi dan hasil penyakit autoimun: Tinjauan sistematis terhadap bukti terkini. Jurnal Kesehatan Saintika Meditory, 8(1), 259–266.
Primaya Hospital. (2024, 13 Mei). Jenis – Jenis Autoimun, Kenali Gejalanya. Primaya Hospital. https://primayahospital.com/penyakit-dalam/jenis-autoimun/